Selasa, 16 April 2013

prinsip konservatisme, skeptimisme, dan stewardship




BAB I
PENDAHULUAN

      A.    Latar Belakang

Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi keuangan suatu organisasi mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses pengambilan keputusan. Penyajian informasi keuangan tersebut harus memiliki syarat kehati-hatian dalam mengukur aktiva dan laba karena aktivitas dan bisnis dilingkupi suatu ketidak pastian. Sehingga, pada prinsipnya konservatisme akuntansi diimplementasikan dalam keadaan jika terdapat sesuatu peningkatan aktiva yang belum terealisasi, maka kejadian itu belum bisa diakui. Namun, mengakui adanya penurunan aktiva walaupun kejadian tersebut belum terealisasi.
Pandangan akan realisme bersumber akan anggapan dasar oleh pesismisme dan skeptimisme dari sifat dasar yang dimiliki manusia. Kaum realis menganggap bahwa manusia itu jahat. Akibat dari sikap pesimis dan skeptis tersebut yang membuat lambannnya bahkan kecilnya kemajuan dalam ranah politik internasional maupun domestik, itu yang di sebut sebagai asumsi kedua. Asumsi ketiga menyatakan bahwa setiap negara selalu terlibat konflik yang terjadi dalam hubungan internasional, namun konflik tersebut selalu berujung pada penyelesaian melalui peperangan dan mrmsng hanya melalui peperangan iniliah sebagai cara yang terbaik.
 Berdasarkan definisi dari V. Katsuri Rangan, Channel Steward adalah seseorang / suatu bagian yang bertugas menterjemahkan kebutuhan pelanggan (termasuk yang tidak terungkap secara lansung), dan membangun solusi untuk pelanggan dengan penekanan kepada memberikan nilai tambah.





     
B.    Permasalahan
     
       1.  Bagaimana penerapan prinsip konservatisme dalam dunia akuntansi?
       2.  Apa pengaruh prinsip skeptimisme dalam bisnis?
       3.    Bagaimana peran ari prinsip stewardship dalam ruang lingkup perusahaan?






























BAB II
PEMBAHASAN

1.PENGERTIAN KONSERVATISME, SKEPTIMISME, dan STEWARDSHIP.
a. Skeptisme
Skep-tis yaitu kurang percaya, ragu-ragu, Sedangkan skeptis-isme adalah aliran (paham) yang memandang sesuatu selalu tidak pasti (meragukan, mencurigakan) contohnya; kesulitan itu telah banyak menimbulkan skeptis-isme terhadap kesanggupan dalam menanggapi gejolak hubungan internasional. Jadi secara umum skeptis-isme adalah ketidakpercayaan atau keraguan seseorang tentang sesuatu yang belum tentu kebenarannya.
b. Konvertisme
Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari bahasa Latin, conservāre, melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau.

c. STEWARDSHIP
Istilah  stewardship yaitu merupakan pertanggungjawaban. Sebenarnya, Stewardship mengacu pada pengelolaan atas suatu aktivitas secara ekonomis dan efisien tanpa dibebani kewajiban untuk melaporkan, dan stewardship dapat pula berupa Perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial untuk kualitas lingkungan dan perlindungan yang dibagi oleh semua orang yang tindakannya mempengaruhi lingkungan. Ini melibatkan terkoordinasi perencanaan dan pengelolaan lingkungan sumber daya, bertujuan untuk mencegah hilangnya habitat alami dan memfasilitasi pemulihan sumber daya dalam kepentingan keberlanjutan jangka panjang (juga: tanah pelayanan).

2. Penerapan Konservatisme dalam Akuntansi

Menurut Watts (2003) dalam Conservatism in Accounting Part I:Explanations and Implication, konservatisme didefinisikan sebagai perbedaan variabilitas yang diminta untuk pengakuan laba dibanding rugi. Bliss (dalam Watts, 2003) memberikan bentuk definisi yang paling ekstrim, yaitu tidak mengantisipasi semua laba tetapi mengantisipasi semua kerugian. LaFond dan Roychowdhury (2007) menyatakan bahwa konservatisme akuntansi meliputi penggunaan standar yang lebih tepat untuk mengakui bad news sebagai kerugian dan untuk mengakui good news sebagai keuntungan dan memfasilitasi kontrak yang efisien antara manajer dan shareholders.

Konservatisme biasanya juga didefinisikan sebagai reaksi kehati-hatian (prudent) terhadap ketidakpastian, yang ditujukan untuk melindungi hak-hak dan kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemberi pinjaman (debtholders) yang menentukan sebuah verifikasi standar yang lebih tinggi untuk mengakui goodnews daripada badnews (Lara, et al., 2005). Dengan adanya prinsip kehatihatian tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi setiap pengguna laporan keuangan. Selain itu, pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan investasi atau pemberian kredit dengan tepat atas prediksi yang mereka lakukan dari laporan keuangan yang memuat ketidakpastian dan risiko perusahaan.
Di dalam Standar Akuntansi Keuangan disebutkan bahwa terdapat berbagai metode yang dapat dipilih perusahaan untuk menerapkan prinsip konservatisme:
1.      PSAK No. 14 (Revisi 2008) yang mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan.
2.      PSAK No.17 (1994) tentang akuntansi penyusutan yang diganti oleh PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai aset tetap dan pilihan dalam menghitung   biaya penyusutannya.
3.      PSAK No.19 (Revisi 2009) untuk menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tidak berwujud yang tidak diatur secara khusus pada standar lainnya.
4.      PSAK No.20 tentang Biaya Riset dan Pengembangan

3. Pengaruh Skeptimisme dalam Dunia Bisnis.
Di bidang akademis hubungan internasional diketahui ada beberapa teori dan paham-paham yang yang dimunculkan dan dikembangkan oleh para ahli sebagai dasar pemikiran dalam menganalisis hubungan antar negara di ranah internasional. Realisme dan neorealisme adalah termasuk teori dari beberapa teori yang berkembang yang bahkan sampai saat ini masih banyak diperdebatkan dan diaplikasikan dalam hubungan internasional. Lalu muncul pertanyaan apa itu realisme? Asumsi dasar apa yang melandasi kemunculannya? Perbedaan diantara realisme dan neorealisme? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab lewat tulisan ini.
Perspektif akan realisme ini muncul akibat kandasnya dalam mencegah perang dunia I dan perang dunia II. Bahkan setelah perang dunia keduapun perlombaan senjata yang terjadi ketika perang dingin semakin memperkuat perpektif realisme itu sendiri. Ini sangat bertolak belakang dengan idealisme, dimana dalam realisme menganggap bahwa manusia itu jahat, sangat berambisi untuk berkuasa serta tidak mau bekerjasama.
Pandangan akan realisme bersumber akan anggapan dasar oleh pesismisme dan skeptimisme dari sifat dasar yang dimiliki manusia. Kaum realis menganggap bahwa manusia itu jahat. Akibat dari sikap pesimis dan skeptis tersebut yang membuat lambannnya bahkan kecilnya kemajuan dalam ranah politik internasional maupun domestik, itu yang di sebut sebagai asumsi kedua. Asumsi ketiga menyatakan bahwa setiap negara selalu terlibat konflik yang terjadi dalam hubungan internasional, namun konflik tersebut selalu berujung pada penyelesaian melalui peperangan dan mrmsng hanya melalui peperangan iniliah sebagai cara yang terbaik. Asumsi keempat adalah menjunjung tinggi nilai-nilai keamanan nasional dan kelangsungan hidup negara. Adanya sikap skeptisme membuat para pemegang teori realis berpendapat bahwa, hanya negaralah yang merupakan aktor dalam hubungan internasional.
Hal ini membuat keadaan anarki di dunia internasional terus berlangsung akibat negara menjadi satu-satunya aktor dalam hubungan internasional. Perang akan terus berlangsung dan tidak akan selesai karena negara sebagai aktor utama selalu bersaing dan saling menjatuhkan dalam cerminannya dari sifat jahat. Ini mendorong para realis untuk menciptakan suatu sistem untuk meraih stabilitas dan perdamaian dalam sistem anarki yang dianut dalam realisme. Mereka memunculkan konsep BoP (Balance of Power) sebagai cara mencegah dan mengurangi perang yang terjadi serta hegemoni yang dikhawatirkan akan menguasai dunia. Melalui perimbangan kekuatan ini, mampu mengurangi dan menghilangkan rasa ketakutan dan kecemasan serta ketidakpercayaan dalam hubungan antar negara melalui mekanisme kesepakatan dan perjanjian yang mereka buat dan sepakati.

4. Upaya Peran Stewardship dalam Perusahaan
Analogi yang mungkin paling mudah dipahami adalah, peran dari “Steward” ini adalah sebagai penuntun yang memahami kondisi customer (termasuk yang tidak terungkap secara lansung), plus mampu memberikan rekomendasi apa yang sekiranya baik bagi customer, dan membangun solusi untuk pelanggan dengan penekanan kepada memberikan nilai tambah.
Pada masa ini banyak eksekutif perusahaan yang menempatkan dirinya sebagai pelayan ( steward ) atau pengawas ( trustee ) yang bertindak dalam kepentingan public secara umum, mereka mengendalikan sumber-sumber ekonomi yang digunakan dan berpengaruh terhadap masyarakat dengan cara yang fundamental. Definisi Perusahaan memberi bantuan secara sukarela kepada masyarakat Perusahaan bertindak sebagai pengawas public yang memikirkan kepentingan bagi semua kalangan yang mendapat pengaruh kebijaksanaan perusahaan. Ekspresi modern
1.      Kedermawanan Perusahaan.
2.      Tindakan sukarela untuk mengembangkan barang sosial.
3.      Mengenalkan saling ketergantungan antara masyarakat dan perusahaan.
4.      Menyeimbangkan kepentingan dan kebutuhan kelompok yang berbeda dalam masyarakat.
Contoh:
a.       Dasar-dasar kedermawanan perusahaan.
b.      Inisiatif pihak swasta untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial.
c.       Pendekatan stakeholder sebagai strategi perencanaan perusahaan.
d.      Mengoptimumkan keuntungan jangka panjang dari pada memaksimalkan keuntungan jangka pendek.
e.       Partnership dengan kelompok yang membutuhkan.





BAB III
KESIMPULAN

Sistem konservatisme, skeptimisme, dan stewarship adalah suatu prinsip yang terdapat pada proses bisnis dan akuntansi suatu perusahaan. Bagaimana cara seorang pelaku bisnis, menentukan sikap maupun prinsip mereka dalam mengambil suatu keputusan terhadap perusahaan mereka.
Dalam mengambil suatu keputusan perusahaan, terkadang terjadi keragu-raguan maupun kurang percaya. Dengan demikian pengetahuan tentang beberapa prinsip diatas dinilai sangat penting dalam penentuan keputusan.






















1 komentar:

Unknown mengatakan...

:m:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar